Malam semakin larut., semakin panas. Dua hari ini
memang udara kurang bersahabat , panas banget lebih panas dari biasanya. Banyak
yang bilang ini adalah efek gerhana besok.
Ahh, hari ini dapat teguran halus dari Agus.
Rupanya aku sangat ketinggalan. Agus hari ini sudah berangkat ke Sorowako
melaksanakan Penelitian. sementara aku??? Seminar Proposal saja belum”
“Kapan seminar?
“Seimbangkan kuliah dan organisasi”
“Tapi utamakan Skripsi jhahhaa”
Benar
juga kata Agus, sesibuk apapun aku di organisasi tapi tak semestinya aku
abaikan tugas yang harusnya menjadi prioritasku. Organisasi melatih softskillku
tapi Skripsi?? Skripsi adalah kewajibanku dan tanggungjawabku kepada orang tua.
Ayah Ibuku sepertinya tak sabar ingin melihat anaknya memakai toga. Sudah,
hampir 2 minggu ini aku tidak pulang ke rumah. Aku rindu banget sama suasana
rumah. Rindu ayah, Ibu, dan Adik. Tapi aku sudah berjanji pada diriku sendiri,
aku tidak akan pulang sebelum aku seminar proposal, karena pertanyaan “Kapan
seminar proposal”?pasti aku dapati ketika pulang ke rumah. Dulu aku berjanji
pada Ayah, Ibu untuk selesai di bulan April. Tapi, janji itu tidak bisa
kupenuhi. Karena untuk wisuda di bulan April berarti harus selesai yudisium di
akhir Februari karena harus mendaftar di awal Maret. Sementara Pembimbing 2
baru keluar di akhir Februari. Dan sekarang aku berjanji untuk wisuda di bulan
Agustus. Aku tidak mau mengingkari janji untuk kedua kalinya.
Manajemen waktuku akhir-akhir ini kurang bagus. Aku
tidak bisa mengatur waktu dengan baik antara kesibukanku menjadi Panitia Wisata
Pendidikan apalagi menjadi Penanggung jawab LKTIN, belum lagi tugas-tugasku
sebagai asisten Lab Bahasa, Adik-adikku Pejuang KTI yang juga membutuhkanku
untuk membimbingnya setiap pekan, Memfixkan Juknis LKTIN, menghubungi dewan
Juri, Membuat Naskah Komik untuk PKM-M ku yang baru saja lolos dan didanai oleh
Dikti sebanyak 7,5 juta, ikut event LKTIN, Cerpen, ataupun Essay, Mengelola Blog
Laboratorium Bahasa, dll.
Rutinitasku setiap hari hampir
sepenuhnya berhubungan dengan Wisata Pendidikan. Kesibukanku semakin bertambah
dengan menjadi moderator FGD dan tugasku sebagai sekretaris di USC, aku disuruh
membuat Surat Mou. Belum lagi dengan teman-teman yang sering menyerbuku dengan
segudang pertanyaan soal proposalnya, tak jarang mereka mengirimkanku
proposalnya di email atau memberiku 1 rangkap proposalnya hanya untuk
kukoreksi, teman-teman yang ingin dibimbing untuk membuat instrument, adik-adik
yang ingin dikoreksi essaynya, dll.
Ketika mengoreksi proposal mereka, ada rasa senang dan juga aneh. Aku
senang bisa membantu teman-teman, tapi terkadang aneh juga kelihatannya karena
aku bukan Dosen. Rasanya aku tidak layak mengoreksi proposal mereka. Tapi,
entah mengapa mereka selalu percaya padaku. Yah, aku memang menjadi anggota
dari lembaga penelitian dan sudah beberapa kali melakukan penelitian. Mungkin
itu yang membuat mereka percaya. Padahal, aku sendiri masih banyak belajar.
Ada yang bilang “Hajrah, jangan terlalu perfect,
ini kan baru seminar proposal, nanti kalau ada salah kan direvisi, yang penting
maju dulu di seminar proposal”
Seandainya, aku ingin seminar, mudah saja. Aku sisa
print lembar pengesahanku kemudian kuajukan ke pembimbing 1 dan 2 ku. Toh,
kalau soal administrasi pembimbingku mudah untuk mendapatkan itu semua. Tapiii
bukan itu yang kumau. Aku ingin memberikan yang terbaik, malu dong kalau banyak
salah atau biasa-biasa saja. Apa pembedaku dengan yang lain kalau aku sama
dengan mereka? Terlebih lagi “citraku” sebagi “anggota dari lembaga penelitian”
******************
Komentar
Posting Komentar