Langsung ke konten utama

IKHLAS Part II

Assalamu Alaikum Sobat Blogger. Selamat Malam. Hari ini aku ingin berbagi cerita. Cerita tentang Ikhlas. Semoga kalian bisa menarik hikmah dari peristiwa yang akan aku ceritakan kali ini.
Selamat Membaca yah!
Baru kemarin di Halaqah aku dan teman-teman belajar tentang Ikhlas. Baru kemarin pula aku memposting tulisan di blog berjudul “Ikhlas”. Ehh, hari ini aku diuji lagi. Diuji oleh satu kata itu yakni “IKHLAS”.
Hpku dijambret di Tidung 2 saat aku dan Mita ingin ke kosnya mengambil helm. Sekitar jam 12 siang, waktu sholat jum’at.  Rencana kami akan pergi ke acara aqiqahnya Azizah, salah satu teman posko kami. Kuakui aku memang cukup “teledor” memegang hpku dalam keadaan dibonceng.  Aku sibuk balas BBM teman-teman, BBM teman Posko dan BBM teman SDku yang ingin dikirimkan file Skripsi.
Saat asyik membalas BBM teman, tiba-tiba saja ada tangan laki-laki yang sigap mengambil hp di tanganku. Rasanya secepat kilat. Dan di saat itu aku baru sadar bahwa hpku sedang dijambret.
“Hpkuuuuuu dijambretttttttt………..”kataku sedikit berteriak
“Mana? Mana?” kata ibu-ibu warga sekitar yang tinggal disana
“Itu bu“ ucapku sambil melihat ke arah penjambret tersebut
            Para ibu-ibu yang tinggal di sekitar daerah tersebut kompak melihat ke arah penjambret. Yah saat itu memang tidak ada laki-laki, maklumlah waktu sholat jum’at.
Ketika semua mata tertuju kepada penjambret itu, tiba-tiba penjambret tersebut langsung mengeluarkan Parang yang sangat panjang dan kinclong berwarna putih. Wahh sepertinya parang itu baru diasah, kayak tajam sekali. Tidak bisa kubayangkan kalau parang itu tiba-tiba disedorkan ke leherku. Aduhhhhhhh bisa-bisa………-_-
Ini aku masih beruntung. Hpku yang dijambret, coba kalau nyawaku yang dihabisi bagaimana?? Ihhhhhhh, Ngeriii kan.
“Kamu yang salah, pegang hpmu di atas motor, sekarang itu memang rawan penjambret apalagi di daerah sini” kata ibu itu yang refleks menyudutkanku tapi sedikit iba juga melihatku
“Iya bu, Aku memang salah, tadi sibuk balas BBM teman. Rencana kami akan ke aqiqah teman kami..tapi yah...(jawabanku sambil tertunduk)
“Ini minum dulu!!” Kata ibu itu sambil menyodorkan air putih gelas yang diambil di warungnya.
“Sabar,akan ada yang lebih baik Hajrah”, Ucap Mita yang berusaha menguatkanku
“Iya Mit, Kalau Hpku ditakdirkan kembali, Insya Allah akan kembali. Tapi kalau tidak, Insya Allah akan ada yang lebih baik. Allah mengujiku lagi. Baru kemarin dapat Teori Ikhlas, Nah hari ini dapat Prakteknya lagi, Mungkin Allah ingin menaikkan level kesabaranku”
“Iya, aminnn yang sabar yah Hajrah” Kata Mita sambil memegang bahuku.
Yah benar kata Kak Bonita “Ketika kita mengetahui sesuatu, maka kita akan diuji dengan apa yang kita ketahui”
Seperti hari ini, kemarin  aku belajar tentang ikhlas, ikhlas itu seperti apa, bagaimana bisa ikhlas, apa keutamannya dll. Nah hari ini, aku mendapatkan prakteknya. Allah memang sangat sayang padaku, beberapa hari terakhir ini, aku banyak diterpa masalah. Aku sadar,aku sedang diuji. Terimakasih atas ujian-Mu Ya Rabb. Hari ini, lagi-lagi hamba belajar untuk Ikhlas.
Di halaqah kemarin aku belajar bahwa yang paling pertama dilakukan untuk bisa Ikhlas adalah Menerima. Yah berusaha Menerima. Tidak bisa dipungkiri bahwa aku memang sedih kehilangan Hp yang belum cukup 2 bulan kubeli dari uang beasiswaku, kehilangan beberapa referensi skripsi yang aku foto dari buku di gramedia, kehilangan dokumentasi observasi dan kegiatan penting lainnya, kehilangan kartu kesayanganku yang kupakai sejak SMA, kehilangan kontak teman-teman dan keluarga, tak bisa kubayangkan pula reaksi Ayah dan Ibuku yang pasti memarahiku, dan lain-lain. Tapi kembali lagi aku mencoba untuk menerima. Belajar untuk mengikhlaskan. Aku ingat kata seniorku “Ketika kita memiliki sesuatu, Maka kita harus siap untuk kehilangannya” Yah aku harus siap.
Mungkin ini teguran Allah kepadaku untuk lebih berhati-hati di jalan, untuk lebih hati-hati menjaga barang yang kita miliki saat ini. Pelajaran untuk Kalian juga, Hati-hati kalau di jalan baik sedang berkendara (naik motor misalnya), ataupun jalan kaki, Jaga baik-baik barang berharganya seperti Hp, laptop, dompet, dan lain-lain. Cukup aku yang jadi korban. Kalian jangan yah hehehe

Cukup sekian cerita yang ingin kubagikan kepada teman-teman. Semoga ceritaku dapat memberikan manfaat untuk kalian. Sekali lagi aku ingatkan, HATI-HATI!!!

Komentar

  1. Hajrah... :'( sedih bacanya.. yang sabar ya. InsyaAllah dapat pengganti yang lebih baik. semoga ujian keikhlasan ini bisa kau lewati dan membuat derajadmu meningkat dihadapanNya ya.. aamiin :)

    BalasHapus
  2. Terimakasih yah Izza...Aminnn....Aminn...Insya Allah. Sepertinya mereka lebih butuh. hehehe :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dirgahayu Nining Amalia

            Sore ini, tanaman boleh berbahagia karena mendapatkan siraman gratis dari air hujan yang terus mengalir dengan derasnya. Setidaknya, dengan hujan bisa membuat bunga-bunga dan pohon-pohon bangkit dari daunnya yang sempat layu. Di kamar kosku yang mungil ini, aku menyimak suara hujan yang sedang konser di depan kosku. Yah, nampaknya suara hujan sedang menghiasi daerah tidung 5 dan sekitarnya. Hemm…Lumayan syahdu rupanya. Hehehe..tapi   sebenarnya bukan hujan yang menjadi topik utama ceritaku kali ini.             Kali ini aku ingin bercerita tentang salah satu personil KC, Si Mawar Merah Tak Berduri. Haha Nama lengkapnya, Nining Amalia, aku paling sering menyapanya dengan sebutan Ningnong atau Ning, tapi teman-temanku biasanya memanggilnya Nining. Mendengar namanya “Nining Amalia” waktu itu aku coba menebak dimana asalnya. Kupikir, dia orang Jawa. Eh, terny...

Pencarian

          Sebenarnya tulisanku yang satu ini sudah lama. yah sejak Desember 2012 lalu. Dan sekarang sudah memasuki tahun 2014. Sudah lama yah?? Hehe bahkan ini sudah ada di blogku sebelumnya. Tapi berhubung ini, blog baru saya, dan belum ada apa-apanya di dalam. Jadi aku masukin aja hehe Selamat Membaca :) Bismillah :) Tak terasa sudah beberapa bulan ini aku telah menikmati bangku perkuliahan.  Satu hal yang aku syukuri adalah bahwa di Universitas Negeri Makassar yang akrab disebut Kampus Orange ini khususnya di Fakultas Ilmu pendidikan tempatku menimbah ilmu sekarang, aku memiliki banyak teman, bahkan sahabat pun ada. Namun ada yang mengganjal kurasakan, sejauh ini belum aku temukan seorang pun diantara mereka yang sepandai dirimu dalam memahami dan mengerti diriku. Sampai saat ini aku terus mencari.  Kapan aku menemukannya? Entahlah….biarkan saja waktu yang akan menjawabnya. Bukan maksudku untuk membandingkan mereka denganmu, akan tetapi...