Langsung ke konten utama

Terimakasih Pak


Jujur memang bukan perkara mudah tapi percayalah setelah kau mengatakannya hatimu pasti lega.

 Butuh niat yang besar untuk dapat jujur. Terkadang kita takut dengan konsekuensi yang ditimbulkan dari kejujuran kita.  Hari ini, tepatnya saya mengalaminya. Awalnya susah sekali, takut beliau marah, takut kalau ini , itu, dan sebagainya. Tapi beban yang bertumpuk di kepala lebih berat jika menyembunyikannya. Akhirnya kukumpulkan niat lalu kuberanikan diri mengatakannya. Eittsss ini bukan tentang cinta loh yah hihi.

“Bapak sangat mengapresiasi kejujuranmu Hajrah!”

“Saya suka mahasiswa seperti ini, jujur! Kata Bapak

“Awalnya saya takut kalau bapak marah, mohon maaf Pak kalau saya mengecewakan. Kalaupun bapak tidak menyetujui ini, tapi setidaknya saya sudah jujur. Saya dihantui rasa bersalah jika tidak segera jujur. Saya takut menyembunyikan ini terlalu lama pak. Saya takut bapak tahu ini dari orang lain, makanya lebih baik bapak tahu dari saya langsung” kataku menjelaskan lagi.

“Iya Hajrah, jangan liat temanmu yang lain, skripsimu harus berkualitas, sapa tahu bisa dijurnalkan” kata bapak lagi

Saya tahu bapak mementingkan kualitas, bapak perfeksionis.

Kau tidak akan kuat ketika kau tidak ditempa, Tetap berjuang ! Tambahnya lagi

Yah, kita tidak akan kuat kalau kita tidak ditempa. Mungkin ketika saya tidak bertemu bapak, mungkin saya akan wisuda tepat waktu tapi kualitas skripsi saya dipertanyakan, mungkin saya tak seserius ini mengerjakan skripsi saya, mungkin saya tidak mengenal Sudjana, Kokrant, Tiro, Azwar, dan penulis buku lainnya, mungkin pengetahuan tentang penelitian saya tidak bertambah, mungkin mental saya tidak sekuat sekarang. Dari bapak, saya banyak belajar tentang arti berjuang, kegigihan, kesabaran, semangat pantang menyerah juga kerja keras. Dan yang paling penting adalah kualitas.

Terimakasih Pak. Saya bersyukur bisa kenal dengan bapak. Jangan bosan berbagi ilmu dengan saya, jangan bosan mengomentari revisi saya. Doakan saya yah Pak, semoga lolos PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) di Institut Pertanian Bogor. Doakan juga semoga saya kelak bisa seperti bapak. Saya berjanji akan menjadi mahasiswi yang punya “mental baja”, dan punya semangat untuk berproses.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dirgahayu Nining Amalia

            Sore ini, tanaman boleh berbahagia karena mendapatkan siraman gratis dari air hujan yang terus mengalir dengan derasnya. Setidaknya, dengan hujan bisa membuat bunga-bunga dan pohon-pohon bangkit dari daunnya yang sempat layu. Di kamar kosku yang mungil ini, aku menyimak suara hujan yang sedang konser di depan kosku. Yah, nampaknya suara hujan sedang menghiasi daerah tidung 5 dan sekitarnya. Hemm…Lumayan syahdu rupanya. Hehehe..tapi   sebenarnya bukan hujan yang menjadi topik utama ceritaku kali ini.             Kali ini aku ingin bercerita tentang salah satu personil KC, Si Mawar Merah Tak Berduri. Haha Nama lengkapnya, Nining Amalia, aku paling sering menyapanya dengan sebutan Ningnong atau Ning, tapi teman-temanku biasanya memanggilnya Nining. Mendengar namanya “Nining Amalia” waktu itu aku coba menebak dimana asalnya. Kupikir, dia orang Jawa. Eh, terny...

Pencarian

          Sebenarnya tulisanku yang satu ini sudah lama. yah sejak Desember 2012 lalu. Dan sekarang sudah memasuki tahun 2014. Sudah lama yah?? Hehe bahkan ini sudah ada di blogku sebelumnya. Tapi berhubung ini, blog baru saya, dan belum ada apa-apanya di dalam. Jadi aku masukin aja hehe Selamat Membaca :) Bismillah :) Tak terasa sudah beberapa bulan ini aku telah menikmati bangku perkuliahan.  Satu hal yang aku syukuri adalah bahwa di Universitas Negeri Makassar yang akrab disebut Kampus Orange ini khususnya di Fakultas Ilmu pendidikan tempatku menimbah ilmu sekarang, aku memiliki banyak teman, bahkan sahabat pun ada. Namun ada yang mengganjal kurasakan, sejauh ini belum aku temukan seorang pun diantara mereka yang sepandai dirimu dalam memahami dan mengerti diriku. Sampai saat ini aku terus mencari.  Kapan aku menemukannya? Entahlah….biarkan saja waktu yang akan menjawabnya. Bukan maksudku untuk membandingkan mereka denganmu, akan tetapi...

IKHLAS Part II

Assalamu Alaikum Sobat Blogger. Selamat Malam. Hari ini aku ingin berbagi cerita. Cerita tentang Ikhlas. Semoga kalian bisa menarik hikmah dari peristiwa yang akan aku ceritakan kali ini. Selamat Membaca yah! Baru kemarin di Halaqah aku dan teman-teman belajar tentang Ikhlas. Baru kemarin pula aku memposting tulisan di blog berjudul “Ikhlas”. Ehh, hari ini aku diuji lagi. Diuji oleh satu kata itu yakni “IKHLAS”. Hpku dijambret di Tidung 2 saat aku dan Mita ingin ke kosnya mengambil helm. Sekitar jam 12 siang, waktu sholat jum’at.  Rencana kami akan pergi ke acara aqiqahnya Azizah, salah satu teman posko kami. Kuakui aku memang cukup “teledor” memegang hpku dalam keadaan dibonceng.  Aku sibuk balas BBM teman-teman, BBM teman Posko dan BBM teman SDku yang ingin dikirimkan file Skripsi. Saat asyik membalas BBM teman, tiba-tiba saja ada tangan laki-laki yang sigap mengambil hp di tanganku. Rasanya secepat kilat. Dan di saat itu aku baru sadar bahwa hpku sedang dijambret....