Maaf yah sobat
blogger, baru sempat posting cerita ini. Ini cerita 1 februari lalu di kampus
Fakultas Ilmu Pendidikan UNM.
Pagi tadi, aku
benar-benar terkejut. Ternyata di zaman yang modern ini masih banyak saudara
kita yang tertinggal.
Sebenarnya, aku
tidak percaya dengan apa yang dikatakan Oleh Bapak itu.
Menyandang status “Mahasiswa Tingkat Akhir” ternyata sangat
membosankan -_- Tempat langganan kami adalah Fakultas. Fakultas menjadi tempat
yang paling asyik menunggu dosen Pembimbing. Hari ini aku dan teman se-PA kompak menunggu kedatangan
Ibu Nursiah, Penasehat akademik sekaligus pembimbing 1 kami. Kami tiba di
kampus sekitar jam 08.00 pagi. Setelah dihubungi ternyata Ibu sedang sakit dan
menyuruh kami menunggu. Menunggu tanpa jam yang pasti. Hemm, seperti ini yah
rasanya menjadi mahasiswa tingkat akhir?
“Oh iya, kamu sudah beli buku pedoman skripsi?” Kata Hajar
“Belum”, kataku
Aku dan Hajar akhirnya ke tempat fotocopyan
yang menjual buku pedoman Skripsi. Setelah mendapatkan buku pedoman skripsi,
aku kembali ke fakultas sementara Hajar mau ke kantin dulu, katanya mau mengisi
perut. Mataku terbelalak mencari kursi kosong, maklumlah Fakultas ramai banget.
Dan Jreeeeennnngg “Aku liat kursi kosong itu, Aku segera duduk, di
samping kiriku ada Seorang Laki-laki bertubuh kekar memakai baju batik merah
dan celana hitam, kupikir dia adalah seorang Dosen. Dari gesturenya, sepertinya Dia sedang mencari seseorang.
Di tengah asyiknya ngutak atik HP, liat BBM, sapa tahu ada info penting
hahaha eh tiba-tiba Bapak itu bertanya
“ini caranya dimatikan bagaimana yah? Katanya sambil memperlihatkan
handphone Nokia berwarna merah”
Hah?? (aku
masih bingung, seraya gak percaya) masa’ sih tidak tahu?? Ini orang mau nipu
atau bagaimana? Sapa tahu aku mau dihipnotis atau atau???. Ya…Ampun, kenapa
jadi Suuzon begini Ya Allah”kataku berdebat dalam hati”
Masalahnya ini orang
seperti orang terpelajar bahkan tadi mikirnya Dia itu Dosen. Tapi kok biar matikan hp tidak tahu?
“Ini aku tidak tahu caranya Nak” katanya lagi
“OOhh iya Pak, mana Hpnya ? Sini aku lihat dulu”
“Ini nak sambil menyodorkan Hpnya”
Aku coba untuk
mematikan handphone bapak tersebut, ehhh ternyata tidak bisa. Aku coba menekan
tombolnya satu per satu, tapi tidak bisa juga.
“Pak, aku matikan dulu hpnya yah? Boleh?”
“Boleh, boleh terserah bagaiamana caranya Nak, saya tidak tahu”.
“Oh iya Pak”
Setelah hpnya
kumatikan dan diaktifkan kembali Alhamdulillah sudah bagus.
“ini Pak hpnya sudah bagus” ini saya matikan saja pak?
“Tidak usah Nak, Saya tadi mau matikan itu supaya bagus, tapi saya
tidak tahu. Saya sedang menunggu keponakan saya, kalau hp saya mati, bagaimana
caranya dia hubungi saya”
“oohhh memang keponakannya kemana Pak?”
“Dia ada disitu (sambil menunjuk salah satu ruangan yang ada di
fakultas) keponakan saya lagi mengurus sesuatu Nak”
“Bapak memang orang mana?”
“Saya dari NTT Nak, saya tahunya hanya menerima telepon. Saya tidak
tahu sms atau apapun”
“Ohh (Aku mengangguk sambil tersenyum)”
“Terimakasih banyak yah Nak”
Hari ini aku belajar bahwa ternyata di zaman yang modern, ini, zaman
yang katanya teknologi super canggih ternyata masih ada orang yang tidak tahu
bagaimana menonaktifkan Hp.
Aku juga
belajar bahwa ketika kita ingin menilai orang lain, jangan hanya liat dari
luarnya saja. And Than, jangan mudah Suuzon sama orang :D
Komentar
Posting Komentar