Langsung ke konten utama

IKHLAS

Izinkan hamba untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah kau berikan ya Rabb.
Hamba paham bahwa engkau mempertemukan kami untuk suatu alasan.
Hamba sangat bersyukur bertemu dengan mereka. Kak Bonita, murobiyah yang selalu siap berbagi ilmu, sharing pengalaman, pemberi kritik dan juga saran, serta menjadi penyemangat yang luar biasa. Teman-teman satu halaqah Tuya, Ria, Anni, Rahma, Vira, Risma, Ayu, Linda, Dewi, dan Suleha yang semangatnya dalam belajar Islam sangat besar. Sungguh, aku bahagia bisa bertemu dengan orang-orang seperti kalian.

Tadi ba’da dzuhur kami kembali bertemu dalam sebuah halaqah.
Pertama, tentu saja dibuka oleh MC. MCnya yaitu Tuya. Setelah itu, dilanjut dengan Tilawah. Tilawahnya tadi dimulai dari Surah Al-Imran ayat 174. Setiap orang, membaca 1 halaman.

Tilawah selesai, lanjut Abrhar. Di Abrhar ini, Dewi yang jadi pematerinya. Dewi membahas Tentang Viruzika, sejenis penyakit yang mirip DBD dan saat ini sedang ngehits, hehhe. Gejala Viruzika yaitu Flu, demam tinggi, sakit kepala, dan diikuti oleh nyeri sendi. Cukup menarik apa yang disampaikan Dewi tadi. Selain viruzika, ada lagi pembahasan ngehits yaitu LGBT. LGBT??? Nihh, aku baru dengar.

LGBT apa yah?

LGBT katanya perkawinan sesama jenis. Nauzubillahminzalik
Tidak ketinggalan pula dibahas tentang Kasus Mirna yang sedang buming sejagad raya..hahaha. Mirna diduga meninggal setelah meminum kopi yang mengandung Sianida. Katanya nih, pelakunya sahabatnya sendiri, yaitu Jesica. Hem entahlah…..

Sesi Abrhar selesai. Next, sesi Materi Liqo’ yang dibawakan oleh Kak Bonita.
Kali ini materi yang dibahas yaitu IKHLAS. Hemm IKHLAS.

Sahabat blogger tahu apa yang dimaksud dengan IKHLAS?
Kalau menurutku Ikhlas itu Menerima dan Merelakan.  Apa sih keutamaannya?

Keutamaan Ikhlas adalah
Ø  Manusia dibangkitkan dari kuburnya sesuai dengan niatnya ketika wafat. Perbaiki Niat. Lakukan sesuatu semata-mata karena Allah.
Ø  Ikhlas dalam niat pahalanya sebanding dengan pahala Hijrah.

Kalian memiliki masalah?
Bagaimana menyikapinya?
Sudahkah kalian ikhlas?

Yah, ikhlas memang tidak mudah. Butuh Waktu, Kata Suleha. Haha
Pernah tidak kalian merasa susaaaahhh banget memaafkan orang??
Sebenarnya bukan susahhh, tapi tidak mudah, kata Kak Bonita.

Dikecewakan, sakit hati, atau sejenisnya akupun pernah mengalaminya. Saat itu, aku merasa susahhhh sekali memaafkan kesalahan orang, bahkan kesalahannya itu terbayang-bayang terus. Kok tega yah dia begitu? Kok begini? Kok begitu? Dan sejumlah pertanyaan negative yang kita pikirkan terhadap orang yang menyakiti kita.

Terkadang, kita bilang “Iya, aku maafkan” tapi sebenarnya tak sesederhana itu yang kita rasakan. Diluar mungkin akan mudah kita bilang “Memaafkan” tapi di dalam hati?? Aduhh kayak dicabik-cabik, hati tersayat karena luka yang diberikan, pisaunya terlalu tajam hingga hati menjadi teriris-iris. Lalu dia dengan mudahnya datang dan meminta maaf?. Hemmm pasti kesal banget kan?

Bagaimana kita bisa ikhlas memaafkannya?

Yang pertama kita lakukan pastinya “Menerima”. Yah menerima. Menerima bahwa dia telah melukai hati kita.

Setelah itu, ingat kebaikan orang itu. Bukankah setiap manusia memiliki sisi baik?
Saat ini mungkin sisi jeleknya yang kelihatan. Tapi pernahkah kita berpikir bahwa dia juga memiliki sisi baik. Dia pernah menolong kita, dia sangat perhatian,dia selalu membimbing kita kalau kerja tugas, dia pernah memberikan kita pinjaman, atau apapun itu yang mengingatkan kita pada sisi baik orang tersebut.

Seimbangkan Hati dan Pikiran Anda. Pernah baca buku Erbe Sentanu berjudul Quantum Ikhlas nggak?. Coba deh baca, didalamnya ada cara bagaimana cara mempositifkan perasaan atau Positive Feeling. Katanya selama perasaan di hati kita ikhlas, rela, tenang, enak, dan nyaman, maka hidup kita akan terasa rela, tenang, enak, dan nyaman pula. Dengan positive feeling, sukses dan performance hanya tinggal masalah waktu. Kita tidak perlu ngoyo mengejarnya, karena ketika kita ikhlas, alam vibrasi melalui mekanika kuantum akan berkolaborasi membantu mewujudkan niat-niat kita. Karena itu, keterampilan untuk mempositifkan perasaan menjadi sangat penting untuk menjamin keberhasilan hidup kita. Kita juga harus membiasakan diri untuk “Bersyukur”. Semakin sering kita melatih perasaan syukur, maka semakin berkurang perasaan tidak enak yang biasanya terasa menekan di hati.

Allah saja maha Pemaaf. Masa hamba-Nya tidak? Jangan terlalu sombong! Hehehe

Mungkin saja orang yang menyakiti kita tidak tahu bahwa dia telah membuat kita sakit hati. Bisa jadi kan begitu?

Hem, materi Liqonya sudah kelar. Next, sesi sharing.

Seperti biasa kalau tiba di sesi ini. Kita saling melirik, liat ke kanan dan ke kiri. Liat siapa yang mau sharing duluan. Aku pun begitu, kuliat kanan dan kiriku. Tidak ada yang angkat tangan. Baiklah, saya dulu “ucapku dalam hati".

Saya Kak, (sambil mengangkat tangan)
Oke Hajrah silahkan.

Aku mulai bercerita. Bercerita tentang pengalamanku beberapa hari terakhir.  Sepertinya Allah sedang mengujiku. Temanku yang sakit, kemudian disusul oleh masalah keluarga, kemudian aku sendiri yang sakit. Mulai dari flu yang sumpahhh, flu berat banget, ditambah panas dingin, kemudian disusul maag yang kambuh, kemudian sekarang batuk berdahak.
Masalah keluarga? Masalah apa sih? Maaf yah, sama seperti tulisan sebelumnya. Aku tidak mau membahas masalah spesifiknya bagaimana. Karena ini menyangkut privasi keluargaku. Yang jelas masalah itu membuat mataku berkaca-kaca, tak kuasa menahan tangis, sampai-sampai Al-Quranku dibasahi oleh air mataku. Saat itu, aku benar-benar merasa takut dan cemas. Kuambil Al-Quranku. Namun setiap kali melantunkan ayat-ayat-Nya, tangisku semakin pecah, mengingat, membayangkan. Tapi setidaknya dengan mengaji dapat membuat hatiku lebih tenang.

Setelah mengaji aku masuk kamar. Lagi-lagi tangisku pecah, aku tak bisa menahan haru. Mataku bengkak. Ya Allah, bagaimana jika begini? Bagaimana Jika A, B, C, D, dan sebagainya? Bagaimana Ya Allah??
Aduhh ya Allah kenapa sih kau berikan hamba cobaan ini? Kenapa?
“Eitsss, Hajrah STOP. Jangan menyalahkan Allah. Kamu tidak boleh Suuzon sama Allah. Please, Khuznuzan”. Ucapku dalam hati yang berusaha tenang dan kuat
Yah, semestinya memang aku harus Khuznuzan. Mungkin saja, dari kejadian itu, Allah ingin menaikkan level kesabaranku. Allah ingin melihat bagaimana seorang Hajrah ketika menghadapi masalah seperti itu. Sabar!! Allah tidak akan memberikan cobaan kepada hamba-Nya diluar batas kemampuannya. Pasti ada Hikmah-Nya kok


Alhamdulillah, lega juga rasanya sudah sharing. Terimakasih Kak Bonita. Terimakasih teman-teman satu halaqah yang sudah menjadi pendengar yang baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dirgahayu Nining Amalia

            Sore ini, tanaman boleh berbahagia karena mendapatkan siraman gratis dari air hujan yang terus mengalir dengan derasnya. Setidaknya, dengan hujan bisa membuat bunga-bunga dan pohon-pohon bangkit dari daunnya yang sempat layu. Di kamar kosku yang mungil ini, aku menyimak suara hujan yang sedang konser di depan kosku. Yah, nampaknya suara hujan sedang menghiasi daerah tidung 5 dan sekitarnya. Hemm…Lumayan syahdu rupanya. Hehehe..tapi   sebenarnya bukan hujan yang menjadi topik utama ceritaku kali ini.             Kali ini aku ingin bercerita tentang salah satu personil KC, Si Mawar Merah Tak Berduri. Haha Nama lengkapnya, Nining Amalia, aku paling sering menyapanya dengan sebutan Ningnong atau Ning, tapi teman-temanku biasanya memanggilnya Nining. Mendengar namanya “Nining Amalia” waktu itu aku coba menebak dimana asalnya. Kupikir, dia orang Jawa. Eh, terny...

Pencarian

          Sebenarnya tulisanku yang satu ini sudah lama. yah sejak Desember 2012 lalu. Dan sekarang sudah memasuki tahun 2014. Sudah lama yah?? Hehe bahkan ini sudah ada di blogku sebelumnya. Tapi berhubung ini, blog baru saya, dan belum ada apa-apanya di dalam. Jadi aku masukin aja hehe Selamat Membaca :) Bismillah :) Tak terasa sudah beberapa bulan ini aku telah menikmati bangku perkuliahan.  Satu hal yang aku syukuri adalah bahwa di Universitas Negeri Makassar yang akrab disebut Kampus Orange ini khususnya di Fakultas Ilmu pendidikan tempatku menimbah ilmu sekarang, aku memiliki banyak teman, bahkan sahabat pun ada. Namun ada yang mengganjal kurasakan, sejauh ini belum aku temukan seorang pun diantara mereka yang sepandai dirimu dalam memahami dan mengerti diriku. Sampai saat ini aku terus mencari.  Kapan aku menemukannya? Entahlah….biarkan saja waktu yang akan menjawabnya. Bukan maksudku untuk membandingkan mereka denganmu, akan tetapi...

IKHLAS Part II

Assalamu Alaikum Sobat Blogger. Selamat Malam. Hari ini aku ingin berbagi cerita. Cerita tentang Ikhlas. Semoga kalian bisa menarik hikmah dari peristiwa yang akan aku ceritakan kali ini. Selamat Membaca yah! Baru kemarin di Halaqah aku dan teman-teman belajar tentang Ikhlas. Baru kemarin pula aku memposting tulisan di blog berjudul “Ikhlas”. Ehh, hari ini aku diuji lagi. Diuji oleh satu kata itu yakni “IKHLAS”. Hpku dijambret di Tidung 2 saat aku dan Mita ingin ke kosnya mengambil helm. Sekitar jam 12 siang, waktu sholat jum’at.  Rencana kami akan pergi ke acara aqiqahnya Azizah, salah satu teman posko kami. Kuakui aku memang cukup “teledor” memegang hpku dalam keadaan dibonceng.  Aku sibuk balas BBM teman-teman, BBM teman Posko dan BBM teman SDku yang ingin dikirimkan file Skripsi. Saat asyik membalas BBM teman, tiba-tiba saja ada tangan laki-laki yang sigap mengambil hp di tanganku. Rasanya secepat kilat. Dan di saat itu aku baru sadar bahwa hpku sedang dijambret....